"From the moment of conception to the moment of death, human beings undergo complex process of development. " (Papalia, Diane.E, 2001)
PRINSIP PENTING DALAM PROSES PERKEMBANGAN ANAK
Pemaparan Sederhana Mengenai Teori dan Issue dalam Perkembangan Anak Sejak Anak Lahir Sampai Remaja ditinjau dari Perkembangan Psikososial (Erikson)
I. Pendahuluan
Berawal dari kepedulian dan diskusi kecil dengan beberapa orang sahabat mengenai anak mereka, here goes the story begins...... ..ini bukan sebuah tulisan teoritis (walaupun akan ada beberapa dasar teoritis yang akan saya masukkan di dalam tulisan ini)........ ini bukan juga propaganda mengenai cara pengasuhan anak........ bukan pula promosi buku atau apapun (teman-teman yang sudah jadi ibu pasti sudah tau lah cara terbaik untuk mengasuh anak). Tulisan ini adalah bentuk kepedulian dan aplikasi ilmu serta peran saya sebagai seorang perempuan (yang masih terus belajar).... ..sadar akan pentingnya peran perempuan dalam mendidik generasi mendatang... ..maka saya akan memulai tulisan ini dengan beberapa prinsip penting (yang mungkin semua orang sudah tau).....Tujuan akhir dari tulisan ini adalah untuk menggerakkan para ibu untuk semakin peduli akan setiap detail perkembangan anak, mengajak para ibu untuk lebih banyak lagi membaca dan mencari sumber informasi yang tepat.
II. Prinsip-prinsip Dasar Mengenai Perkembangan Anak
1. Setiap anak adalah UNIK!
Walaupun ada ukuran yang pasti mengenai tahapan perkembangan tetapi setiap anak memiliki keunikannya sendiri, misalnya: lama waktu seorang anak untuk mulai berbicara dan berjalan pasti berbeda antara anak yang satu dengan anak yang lainnya. Temperamen seorang anak juga berbeda beda.......mengenai temperamen ini akan dijelaskan kemudian.
2. Jaman sekarang ini berbeda dengan jaman dulu ketika kita dibesarkan
Barusan saya bertemu dengan sepupu saya, anak laki-laki kelas 2 SD dan dia datang dengan maksud yang jelas "ingin main game di internet"... ......... WOW...... ......
3. Sangat penting untuk selalu konsisten dalam mendidik anak
Jaman sekarang ini, ketika banyak keluarga muda yang berada pada tingkat perekonomian menengah, peran kakek dan nenek pastinya akan banyak dilibatkan dalam proses pendidikan anak....di satu sisi, hal ini sangat baik tetapi di sisi lain seringkali kehadiran kakek dan nenek yang luar biasa baik ini membuat anak mempunyai 'pelarian'.
Contoh: sepupu bayi saya berusia 16 bulan (baru bisa berjalan dan sedang belajar berbicara), ia anak yang aktif, tidak bisa diam dan selalu ingin mengeksplor lingkungannya dengan cara mengambil barang apapun yang ia lihat. Ketika ia tidak bisa mendapatkan barang yang ia inginkan karena ayahnya tidak mengijinkannya maka anak ini akan lari ke oma nya yang ia tau akan selalu menuruti keinginannya.
Efeknya??? Lebih serius dari yang pernah kita bayangkan... ....dan akan dijelaskan bersamaan dengan tahapan perkembangan anak.
4. Hindari pemberian 'label' tertentu pada anak
"Kamu ini anak nakal, tidak pernah nurut apa kata mama"....... .."Kamu ini anak cengeng..... .."
Seringkali kita tidak menyadari bahwa sejak anak berada di dalam kandungan, ia sudah bisa merasakan setiap stimulus yang datang padanya, ia sudah bisa merasakan kasih sayang, usapan, belaian, dan sejak panca indera anak terbentuk dengan sempurna, ia mulai mengeksplorasi dan mengobservasi dunia......seringka li keluar dari mulut kita "Ahhh anak kecil ini.....gak ngerti lah apa yang kita omongin".... eitssss tunggu dulu...mereka memang tidak mengerti tapi mereka mampu merekam semua yang mereka lihat dan dengar sampai nanti ketika kemampuan otak mereka sudah lebih advanced maka pengalaman terdahulu akan mereka olah dengan cara yang berbeda-beda.
5. Anak tumbuh sesuai dengan apa yang ia lihat, apa yang ia dengar, apa yang ia rasakan (dengan kata lain, anak akan tumbuh sebagaimana lingkungan dan orangtua mendidik mereka)
Lagi-lagi seringkali kita tidak menyadari bahwa anak yang rewel, manja, keras kepala, selalu ingin dituruti.... ..sebenarnya bukan serta merta karena mereka memiliki sifat atau karakter bawaan yang seperti itu.
6. Hindari 'pabrik kata TIDAK dan JANGAN'
Ini adalah hal yang biasa dan sulit ditahan oleh orangtua.... ..pada satu tahap tertentu, anak sudah tidak akan lagi mendengar kata 'tidak' dan 'jangan' dan anak malah akan melakukan yang sebaliknya. (fase ini disebut fase negativistik) .
III. Tahapan Perkembangan Anak
Bicara mengenai tahapan perkembangan anak sebenarnya bisa ditinjau dari berbagai aspek dan tokoh...sekedar untuk pengetahuan tambahan, aspek perkembangan anak dapat dibagi menjadi 3 bagian: pertama perkembangan fisik anak, kedua perkembangan otak (bahasa kerennya kognitif), ketiga perkembangan psikososial. Kali ini yang akan dibahas adalah perkembangan anak dari segi psikososial (berdasarkan teori Erik Erikson). Tahap psikososial ini merupakan tahap perkembangan yang dipengaruhi oleh faktor sosial dan kultur. Seorang anak harus melewati tahapan perkembangan psikososial ini secara urut dan masing-masing tahapan harus diselesaikan dengan baik.
- Usia 0 – 12/ 18 bulan à basic trust vs mistrust
Pada fase ini anak mulai mengembangkan sense mengenai dunia yang baik dan aman.
Virtue: hope (kalau di kamus virtue = kebaikan). Pada masa ini penting bagi bayi untuk menyeimbangkan trust (yang memampukan mereka untuk menjalin hubungan yang intim dengan orang lain) dan mistrust (yang memampukan mereka untuk melindungi diri mereka sendiri...baik dari orang asing maupun dari benda asing).
Jika trust mendominasi maka anak akan mengembangkan the virtue of hope: kepercayaan bahwa mereka dapat memenuhi kebutuhan dan desire yang mereka miliki (Erikson, 1982).
Jika mistrust yang mendominasi maka anak akan mempersepsi dunia sebagai tidak bersahabat dan tidak dapat diprediksi dan dikemudian hari anak akan mengalami kesulitan dalam hubungan sosial.
Pertanyaannya adalah bagaimana agar anak dapat mengembangkan trust?
Critical element dari trust ini adalah pengasuhan yang sensitif, responsive dan konsisten….misalnya dalam hal memenuhi kebutuhan makan si bayi…….dalam hal ini ibu menjadi representasi dari dunia (hehehe terlalu abstrak gak?)
- Usia 12/ 18 bulan – 3 tahun à autonomy vs shame & doubt
Tahap kedua ini ditandai dengan peralihan kemampuan bayi yang awalnya dikontrol oleh faktor eksternal (ibu) ke self control. Toilet training menjadi issue yang penting pada masa ini. Toilet training yang kurang berhasil pada tahap ini dipercaya berpengaruh terhadap kemandirian, self control dan kebiasaan anak dalam menjaga kebersihan.
Virtue: will
Fase yang disebut negativistik ada pada masa ini (meningkat pada usia 3 – 4 tahun dan akan menurun pada usia sekitar 6 tahun). Itulah sebabnya orangtua perlu menghindari 'teriakan-teriakan TIDAK dan JANGAN' karena menurut penelitian hal itu akan ikut berpengaruh terhadap self control anak dan sense of competency.
- Usia 3 – 6 tahun à initiative vs guilt
Virtue: purpose
Pada masa ini anak belajar memiliki keberanian untuk melakukan sesuatu/ mencapai goal tanpa dihalangi ataupun tanpa perasaan bersalah dan takut dihukum (Erikson, 1982)….dengan kata lain penting sekali untuk mendorong anak untuk mencapai tujuan tertentu dan memberikan pujian ketika ia berhasil melakukannya (hal ini sangat berguna untuk menumbuhkan motivasi internal si anak).
Jika anak tidak dapat menyelesaikan krisis pada masa ini dengan baik (misalnya: anak selalu dipersalahkan ketika melakukan sesuatu………"tuh kan kamu sih jadi berantakan deh"……"tuh kan mama bilang juga apa……pecah deh piring mama") anak dapat menjadi seorang dewasa yang mempersepsikan kesuksesan sebagai showing off bukan sesuatu datang dari dalam dirinya, anak juga akan menjadi pribadi dewasa yang intolerant, tidak spontan, dan sering mengalami psikosomatis. (psikosomatis ini adalah sakit yang disebabkan karena psikis bukan fisik…..misalnya: anak sakit perut karena mau ulangan matematika, sakit kepala karena takut dimarahi, dsb).
- Usia 6 – 18 tahun/ remaja à industry vs inferiority
Virtue: competence
Pada fase ini penting bagi seorang anak yang beranjak remaja untuk memiliki pandangan bahwa diri memiliki kemampuan untuk menguasai skill tertentu dan mampu menyelesaikan tugas….(disebut juga dengan self esteem). Anak harus sudah mulai mempelajari keterampilan- keterampilan yang baik sesuai dengan lingkungan masyarakat mereka….(misalnya di kota Jakarta, pada masa ini anak mulai belajar untuk membaca dan menulis, di Alaska…anak pada masa ini belajar untuk berburu dan menangkap ikan).
Note: semua usia pada tahap perkembangan di atas adalah perkiraan
Yap....that' s all for now.......jika ada tambahan dari temen-temen lain silahkan lho.….terutama yang ingin berbagi pengalaman…….Mari kita jadikan anak-anak kita pribadi yang baik dan bermutu hehehehe.... ..
Sekali lagi....tidak ada ukuran dan teori yang mutlak dalam setiap tahapan perkembangan anak.....itulah sebabnya kita katakan bahwa masing-masing pribadi unik......dan dari sinilah kita juga bisa melihat betapa ajaib dan dahsyatnya Tuhan kita.
To be continued... ......... Temperamen pada anak
Source: Papalia, Diane.E. 2001. Human Development. 8th ed. USA: Mc Graw-Hill.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar